Friday, August 4, 2017

KETERANGAN UMUM DAN SEJARAH DESA GLAGGA



KETERANGAN UMUM DAN SEJARAH DESA
Keterangan Umum
            Desa Glagga merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. Luas desa 6.153 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 5.612 jiwa. Adapun batas wilayah desa Glagga, yaitu:
Sebelah Utara       = Desa Berbeluk
Sebelah Selatan    = Desa Batanaong
Sebelah Timur      = Kecamatan Geger
Sebelah Barat       = Desa Karang Duwak
Kekayaan sumber daya alam pun cukup melimpah, diantaranya adalah kacang tanah, padi, jagung, melinjo, dan asam. Kondisi tanah di desa Glagga termasuk subur karena jika dilihat dari hasil pertanian dan perkebunan menghasilkan produktivitas yang tinggi dan cocok ditanami berbagai jenis tanaman.
            Sistem pemilihan kepada desa menggunakan PEMILU (Pemilihan Umum) yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Kepala desa disini terkenal dengan sebutan “klebun”. Dalam menjalankan tugasnya, klebun dibantu oleh sekretaris desa dan bendahara desa. Garis koordinasi dibawah kewenangan klebun adalah pamong tiap dusun yang ada di desa Glagga.
            Sebagian warga desa ini memiliki mata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Potensi lokal yang cukup banyak dimanfaatkan adalah kayu yang digunakan sebagai kerajinan dan industri meubel. Olahan produk hasil pertanian disini masih perlu dilakukan inovasi dan kreativitas penduduk. 

Sejarah Desa Glagga
Desa “Glagga” berasal dari kata galak dan gah yang berarti gagah dan berani menghadapi rintangan dan musuh karena pada zaman dahulu banyak penjajah dari belanda yang masuk ke desa ini. Desa glagga memiliki 10 dusun yaitu Karang Malaka, Kroje, Kebun Larangan, Gunung Malang, Laok Gunung, Besambih, Morsabe, Mongmong Timur, Mongmong Barat, dan Karang Candih.
Menurut asal usul dari Dusun Karang Malaka, pada zaman dahulu ada seorang putri bernama Raden Malaka Putri diperintah oleh Ayahanda untuk mencari bunga. Kemudian Raden Malaka Putri menemukan bunga yang sesuai dengan permintaan sang Ayahanda. Akhirnya bunga dan batang yang diambil tersebut ditancapkan ke tanah sehingga tumbuh. Pohon itu diberi nama "Malaka” yang hanya tumbuh di Dusun Karang Malaka.
Dusun Kroje berasal dari kata “kerajaan” karena pada zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan di dusun tersebut yang bernama Sunan Koneng. Selanjutnya beralih ke Dusun Morsabe yang merupakan gabungan dari kata “somor” dan “sabe” yang artinya sumur dan sawah. Menurut cerita, dahulu ada seorang wali yang bernama Sunan Geger sedang melakukan perjalanan, kemudian membuat sebuah sumur di tengah sawah sebelum melanjutkan perjalanannya ke Kecamatan Geger yang berada di sebelah Desa Glagga.
Dusun Kebun Larangan berarti “kebun mahal” (larang dalam bahasa madura) karena pada zaman dahulu banyak ditanami Rang Bunglon (Rambutan) yang harganya mahal. Kemudian asal usul dari Dusun Gunung Malang berasal dari bahasa madura, “malang” yang berarti gunung yang tidak bisa tinggi. Selanjutnya Dusun Laok Gunung, karena terletak di sebelah selatan gunung malang.

0 comments:

Post a Comment