KETERANGAN UMUM DAN SEJARAH DESA
Keterangan Umum
Desa Glagga merupakan salah satu desa yang terletak
di Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. Luas desa 6.153 km2
dengan jumlah penduduk mencapai 5.612 jiwa. Adapun batas wilayah desa Glagga,
yaitu:
Sebelah Utara = Desa
Berbeluk
Sebelah Selatan = Desa Batanaong
Sebelah Timur = Kecamatan Geger
Sebelah Barat = Desa Karang Duwak
Kekayaan
sumber daya alam pun cukup melimpah, diantaranya adalah kacang tanah, padi,
jagung, melinjo, dan asam. Kondisi tanah di desa Glagga termasuk subur karena
jika dilihat dari hasil pertanian dan perkebunan menghasilkan produktivitas
yang tinggi dan cocok ditanami berbagai jenis tanaman.
Sistem pemilihan kepada desa
menggunakan PEMILU (Pemilihan Umum) yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Kepala
desa disini terkenal dengan sebutan “klebun”. Dalam menjalankan
tugasnya, klebun dibantu oleh sekretaris desa dan bendahara desa. Garis
koordinasi dibawah kewenangan klebun adalah pamong tiap dusun yang ada di desa
Glagga.
Sebagian warga desa ini memiliki
mata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Potensi lokal yang cukup banyak
dimanfaatkan adalah kayu yang digunakan sebagai kerajinan dan industri meubel.
Olahan produk hasil pertanian disini masih perlu dilakukan inovasi dan kreativitas
penduduk.
Sejarah Desa Glagga
Desa
“Glagga” berasal dari kata galak dan gah yang berarti gagah dan berani
menghadapi rintangan dan musuh karena pada zaman dahulu banyak penjajah dari
belanda yang masuk ke desa ini. Desa glagga memiliki 10 dusun yaitu Karang
Malaka, Kroje, Kebun Larangan, Gunung Malang, Laok Gunung, Besambih, Morsabe,
Mongmong Timur, Mongmong Barat, dan Karang Candih.
Menurut
asal usul dari Dusun Karang Malaka, pada zaman dahulu ada seorang putri bernama
Raden Malaka Putri diperintah oleh Ayahanda untuk mencari bunga. Kemudian Raden
Malaka Putri menemukan bunga yang sesuai dengan permintaan sang Ayahanda. Akhirnya
bunga dan batang yang diambil tersebut ditancapkan ke tanah sehingga tumbuh.
Pohon itu diberi nama "Malaka” yang hanya tumbuh di Dusun Karang
Malaka.
Dusun
Kroje berasal dari kata “kerajaan” karena pada zaman dahulu terdapat
sebuah kerajaan di dusun tersebut yang bernama Sunan Koneng. Selanjutnya
beralih ke Dusun Morsabe yang merupakan gabungan dari kata “somor” dan “sabe”
yang artinya sumur dan sawah. Menurut cerita, dahulu ada seorang wali yang
bernama Sunan Geger sedang melakukan perjalanan, kemudian membuat sebuah sumur
di tengah sawah sebelum melanjutkan perjalanannya ke Kecamatan Geger yang
berada di sebelah Desa Glagga.
Dusun
Kebun Larangan berarti “kebun mahal” (larang dalam bahasa madura) karena
pada zaman dahulu banyak ditanami Rang Bunglon (Rambutan) yang harganya mahal.
Kemudian asal usul dari Dusun Gunung Malang berasal dari bahasa madura, “malang”
yang berarti gunung yang tidak bisa tinggi. Selanjutnya Dusun Laok Gunung,
karena terletak di sebelah selatan gunung malang.
0 comments:
Post a Comment